Selasa, 05 Januari 2016

Backup and Restore

Backup adalah proses untuk membuat file cadangan dari file aslinya supaya apabila terjadi sesuatu pada file aslinya kita masih punya file lain yang sama. Restore adalah proses pengembalian file yang dicadangkan. Berdasarkan praktikum, ada dua cara atau metode dalam backup dan restore di linux.

Pertama adalah metode dengan menggunakan perintah "tar". Perintah "tar" ini dibagi menjadi beberapa cara, yaitu cara backup, cek backup, dan restore.
Untuk backup, tar cvf

Untuk cek backup, tar tvf
Untuk restore tar xvf
Kedua menggunakan metode "cpio". Perintah "cpio" pun juga ada tiga, backup, cek backup, dan restore. Dalam penggunaanya, perintah "cpio" dibantu oleh perintah "find".
cpio -it untuk restore
cpio -i untuk cek backup
cpio -o untuk backup
Ingin melakukan backup secara berkala dengan suatu jadwal yang ditentukan sendiri? BISA!!! Dengan crontab semua penjadwalan bisa dilakukan. Crontab sendiri memiliki format penulisan yang bisa dilihat di gambar di bawah ini.
Pembukaan file "crontab"

Format penulisan
Di bawah ini contoh penjadwalan reboot otomatis menggunakan crontab. Membuat crontab baru dengan perintah "crontab -e".
crontab -e

Menjalankan crontab dengan "crontab -l"



Start Up and Shut Down (Run Level)

Pada sistem operasi linux, proses start up diawali dengan pengecekan hardware. Kemudian menuju ROM untuk mengeksekusi program BIOS. Selanutnya, menuju harddisk untuk pengeksekusian bootloader. Setelah itu load kernel linux ke RAM. Terkahir, menjalankan program init. Apa itu program init? Program init merupakan program yang menjalankan proses penghidupan linux sesuai run level yang diinginkan pengguna. Proses init tidak pernah shit down. Proses init merupakan proses user dan bukan proses sistem kernel mskipun dijalankan sebagai root. Dengan kata lain, dia menjalankan file "inittab". File inittab berisi tujuh run level.

Run level 0 : halt/shut down system
Run level 1 : single user mode
Run level 2 : multi user mode tanpa networking
Run level 3 : multi user mode dengan networking
Run level 4 : tidak digunakan
Run  level 5 : multi user mode dengan GUI/X11
Run level 6 : reboot/restart system

Kalau Anda login dengan tampilan gambar yang mudah dimengerti berarti Anda ada di run level 5. Bisa juga melakukan cek sendiri dengan memakai perintah "who -r".
Berada di run level 5


Jika ingin mengubahnya bisa melalui file "inittab" yang ada di direktori /etc/. Mengubahnya harus menggunakan super user. Setelah selesai, save file "inittab" kemudian reboot.

Mengubah run level 5 menjadi 3
Selain menggunakan file "inittab" ada juga perintah langsung untuk mengubahnya melalui terminal, yaitu dengan "init" diikuti run level yang diinginkan.


Ingin mengetahui apa saja program yang dijalankan di setiap run level? Semua bisa dilakukan dengan melihat direktori rc yang ada di /etc/rc. Berikut ini beberapa isi run level:
Isi run level 0

Isi run level 3

Isi run level 6




Password On GRUB

GRUB merupakan salah satu bootlader yang ada di linux. Pembahasan kali ini seputar pemberian password pada GRUB tersebut. Sebelum memulai ada baiknya untuk berdoa agar tidak terjadi hal yang buruk ketika mencoba utak-atik GRUB.

Login sebagai super user dan masuk ke menu.lst di /boot/grub/


Untuk password bisa diletakkan di atas title atau di bawah title. Efek dari penempatan password itu berbeda-beda.

Di gambar ada tulisan "default=0" yang artinya cursor akan menunjuk OS pada nomor 0 dengan kata lain OS yang paling atas. Di bawahnya ada tulisan "timeout=5", artinya waktu untuk memilih OS tersebut. Karena ditulis 5 maka ada waktu 5 detik untuk memilih OS. Tagar (#) maksudnya untuk menunjukan bahwa kalimat tersebut bentuknya seperti komentar jadi tidak dibaca.

Di bawah title
Di atas title
Hasil mereka akan berbeda.
Di atas title
Di bawah title
Apabila password ditaruh di atas title, maka yang terjadi seperti di gambar kiri. Bisa memilih OS tapi tulisan yang di bawah-bawah harus memasukan password untuk bisa melihatnya. Sementara, apabila diletakkan di bawah title, maka apabila kita telah memilih OS kita diharuskan untuk memasukkan password.
Ada juga perintah "lock" yang membuat pengguna harus memasukkan password dahulu sebelum memilih OS yang diinginkan.

Menu GRUB yang keluar akan sama tampilannya seperti gambar password di atas title, hanya saja apabila password tidak dimasukkan akan muncul dialog error yang mengharuskan kita untuk memasukkan password.

Untuk metode di atas bisa dengan mudah diketahui password yang ada dengan mengeceknya di bagian edit. Nah untuk menutupi hal tersebut, bisa dengan cara mengenkripsi password yang akan digunakan.

Perintah di atas digunakan untuk mengenkripsi suatu kata. Hasil dari enkripsi tersebut kita letakan di menu.lst.



Mengenai Bootloader

Sedikit cerita tentang Bootloader, Boot Loader adalah suatu program yang sudah tertanam pada suatu sistem operasi untuk mem-boot atau memanggil sistem operasi yang ada pada hard disk dan media bootlainnya seperti flashdisk  (contohnya GRUB dan LILO). Biasanya Boot Loader digunakan untuk memilih sistem operasi yang ada pada hard disk karena pada hard disk tersebut memiliki lebih dari 1 sistem operasi. Boot Loader ini, dimuat pada BIOS komputer, yang kemudian digunakan untuk memanggil kernel suatu sistem operasi. Untuk kesempatan kali ini, kita akan mengubah gambar di bootloader. 

Siapkan gambar yang mau dijadikan pengganti.  Gambar dibawah ini hanyalah contoh.

Buka gambar tersebut di program GIMP. GIMP ini berguna untuk melakukan sedikit pengeditan terhadap gambar. Di GIMP, gambar diubah menjadi skala 640x480 pixel. Kemudian, modenya diubah menjadi indexed dengan warna hanya 14 warna.


Simpan file gambar ke dalam format .xpm. Selanjutnya buka Terminal dan login sebagai super user. File gambar .xpm tadi di compress dengan gzip.


Pindahkan file yang sudah di gzip ke direktori /boot/grub/.


Buka file menu.lst yang berada di /boot/grub/. Ubah bagian splashimage dengan nama file yang akan dimunculkan di bootloader. 

Reboot komputer dan akan terlihat bootloader sudah berubah.

Mohon dimaafkan karena bootloader tidak memakai gambar diri karena ketika dicoba di rumah selalu muncul "failed to read image" jadi sebagai gantinya menggunakan gambar ketika praktikum di lab. Terima kasih.



Minggu, 03 Januari 2016

Manajemen User di Centos

Berminggu-minggu yang lalu, saya mempelajari manajemen user di Centos. Manajemen user ini meliputi membuat user baru, memberi password untuk user, menentukan grup user, dan lain-lain. Langsung aja mulai dari langkah pertama.

Untuk membuat user baru yang harus dilakukan adalah login sebagai super user. Super user memiliki kendali penuh terhadap Centos yang ditempatinya. Untuk menjadi super user hanya dengan perintah "su -" dan masukkan password dari super user tersebut.


Setelah masuk ke root, buka file yang bernama "passwd" yang terdapat di folder /etc. Bukalah dengan perintah vi.  Disana akan terlihat user yang sudah dibuat dan lain-lain. Tulis user baru yang ingin dibuat di bagian paling bawah setelah user yang sudah ada. Format penulisannya adalah nama_user:password:nomor_user:nomor_grup:display_name:direktori_home:/bin/bash
Setelah user dibuat, keluar dan simpan. Kemudian masuk ke group untuk mengatur grup dari user yang dibuat. Sementara itu, file shadow digunakan apabila memiliki password yang terenkripsi.


Selanjutnya, buatlah direktori home untuk user baru yang akan dibuat. Direktori yang dibuat kepemilikannya diubah ke user yang dibuat menggunakan perintah "chown". Ubah juga kepemilikan grup ke user yang diinginkan dengan perintah "chrgrp". File .bash yang ada di root juga disalin ke folder /home/user masing-masing dan kemudian diubah juga kepemilikannya.



Berikan password kepada user yang ingin diberi password. Perintah membuat user yang lain juga ada, yaitu dengan "adduser" dan untuk memberi password dengan "passwd".


Setiap user yang terhubung bisa saling mengirimkan pesan dengan "wall" atau "write". Perintah "wall" akan mengirimkan pesan ke seluruh user yang ada sedangkan perintah "write" akan mengirimkan ke user yang spesifik.



Tugas PLJ Konversi Suhu

Membuat program melalui Centos, kita bisa gunakan fitur shell script. Pemrograman di Centos memiliki syntax yang berbeda dari pemrograman lain. Untuk itu mari kita ikuti langkah-langkahnya.

Pertama, buatlah sebuah file shell script. Beri nama bebas dengan ekstensi .sh .



Didalamnya kita isi dengan perintah-perintah berikut:

Bagian yang di atas akan dijelaskan pada akhir program. Untuk mengeluarkan kalimat-kalimat, digunakan "echo". Kemudian, apabila kita ingin membuat program yang bisa diisi sesuatu, maka gunakan "read" diikuti dengan variabel yang diinginkan. Untuk pemanggilan suatu nilai yang terdapat di variabel tertentu tambahkan tanda "$" diikuti dengan variabel yang ingin dipanggil.

Karena program berupa pilihan, jadi dibuatlah kondisi-kondisi tertentu. Apabila kondisi yang dipilih "1", maka suatu variabel yang disebut dengan "kata" diberi nilai atau isi sesuai yang dituliskan pada kondisi tersebut.

Setelah menentukan pilihan, keluarlah untuk memasukkan suhu yang diinginkan. Dengan kondisi yang sama, dibuat proses perhitungan untuk masing-masing kondisi. Rumus yang ada di program sesuai rumus matematikanya. Selain menggunakan "expr" operasi matematika juga bisa menggunakan "let".

Pada bagian akhir program, ada pilihan untuk mengulangi program atau menghentikan program. Apabila pilihan menunjukkan "y", program akan kembali ke awal sesuai bagian awal program. Program akan berjalan dari awal lagi. Jika yang dimasukkan "n" maka program akan menjalankan perintah exit dan berhenti.

Jalankan program dengan perintah sh disertai nama filenya.